FUNGSI DAN PERANAN TI DALAM BIMBINGAN KONSELING
FUNGSI
DAN PERANAN TI DALAM BIMBINGAN KONSELING
Makalah ini Diajukan Untuk Memenuhi
Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Teknologi Informasi dalam BK
Dosen
Pengampu : Wasmana, M.Pd.
Oleh
:
Kelompok
2
Ayu
Dwi Melati (17010201)
Neng
Eliza Purnamasari (17010180)
Pipih Ratna Puri (17010149)
Ida Farida (17010183)
Maria Pandelina (17010252)
Resti
Maelani (17010166)
PROGRAM
STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
IKIP
SILIWANGI BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan
atas kehadirata Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayahnya kami dapat
menyusun sebuah makalah yang berjudul “Fungsi
Dan Peranan TI dalam Bimbingan Konseling“
meskipun
isinya sangat jauh dari kesempurnaan.
Dalam penulisan makalah, kami memberikan
sejumlah materi yang terkait dengan materi yang tersusun secara lankah demi
langkah, agar cepat dan mudah dipahami pembaca.
Dan kami juga ingin banyak mengucapkan
terima kasih kepada dosen yang membimbing
mata kuliah Teknologi Informasi dalam Bimbingan Konseling atas
bimbingannya pada semester ini. Kami juga mengharapkan agar makalah ini dapat
dijadikan pedoman, apabila pembaca melakukan hal yang berkaitan dengan makalah
ini.
Sebagai manusia tentu
kami tidak dapat langsung menyempurnakan makalah ini dengan baik, oleh karena
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari dosen
pembimbing maupun pembaca.
Cimahi, Oktober 2018
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB
I
PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi, kecanggihan teknologi
informasi telah memungkinkan terjadinya pertukaran informasi yang cepat tanpa
terhambat oleh batas ruang dan waktu (Dryden & Voss, 1999). Berbeda dengan
era agraris dan industri, kemajuan suatu bangsa dalam era informasi sangat
tergantung pada kemampuan masyarakatnya dalam memanfaatkan pengetahuan untuk
meningkatkan produktifitas. Oleh karena itu, setiap negara berlomba untuk mengintegrasikan
media, termasuk teknologi informasi dan komunikasi untuk semua aspek kehidupan
berbangsa dan bernegaranya untuk untuk membangun dan membudayakan masyarakat
berbasis pengetahuan agar dapat bersaing dalam era global. Teknologi informasi
meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat
bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.
Bimbingan dan Konseling sebagai suatu proses
pemberian bantuan kepada individu (siswa), dilaksanakan melalui berbagai macam
layanan. Layanan tersebut saat ini, pada saat jaman semakin berkembang, tidak
hanya dapat dilakukan dengan tatap muka secara langsung, tapi juga bisa dengan
memanfaatkan media atau teknologi informasi yang ada. Tujuannya adalah tetap
memberikan bimbingan dan konsling dengan cara-cara yang lebih menarik,
interaktif, dan tidak terbatas tempat, tetapi juga tetap memperhatikan
azas-azas dan kode etik dalam bimbingan dan konseling.
1.
Pengertian teknologi informasi secara umum?
2.
Fungsi dan peran TI dalam Bimbingan Konseling?
3.
Manfaat TI dalam Bimbingan dan Konseling
1. Mengetahui
apa yang dimaksud Teknologi Informasi
2. Untuk
mengetahui fungsi dan peranan TI dalam Bimbingan Konseling
3. Untuk
mengetahui pengaruh penggunaan TI dan manfaat TI dalam Bimbingan Konseling.
BAB
II
PEMBAHASAN
1)
Teknologi informasi adalah seperangkat alat
yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang
berhubungan pemrosesan tertentu (Haag dan Keen, 1996).
2)
Teknologi informasi tidak hanya sebatas pada
teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk
memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi
untuk mengirimkan informasi (Martin, 1999).
3)
Teknologi informasi adalah teknologi yang
menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi
yang membawa data, suara, dan video (Williams dan Sawyer, 2003).
Dari
ketiga pengertian di atas, maka pengertian teknologi informasi dapat
disimpulkan bahwa teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi komputer
dan teknologi telekomunikasi yang memberikan informasi yang dibutuhkan oleh
individu (brainware)
Pengertian
pelayanan konseling itu sendiri berasal dari Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), pelayanan adalah usaha melayani kebutuhan orang lain. Menurut Cavanagh,
konseling merupakan “a relationship between a trained helper and a person
seeking help in which both the skills of the helper and the atmosphere that he
or she creates help people learn to relate with themselves and others in more
growth-producing ways.” Hubungan antara seorang penolong yang terlatih dan
seseorang yang mencari pertolongan, di mana keterampilan si penolong dan
situasi yang diciptakan olehnya menolong orang untuk belajar berhubungan dengan
dirinya sendiri dan orang lain dengan terobosan-terobosan yang semakin
bertumbuh (growth-producing ways).
Dalam
Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah dikemukakan
bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam
rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan”.
Pelayanan konseling adalah suatu kegiatan antara seorang konselor (orang yang
terlatih) dengan konseli (orang yang mencari pertolongan) untuk melayani
kebutuhan konseli agar konseli belajar untuk berhubungan dengan dirinya dan
orang lain supaya kemampuan konseli berjalan secara optimal.
Dengan
berbagai definisi yang ada maka dapat dikatakan bahwa bimbingan dan konseling
merupakan layanan pemberian bantuan dari seorang yang ahli (konselor) pada
klien (konseli) dalam rangka memandirikan konseli untuk kehidupan yang lebih
baik.
Awal
Mula Masuknya Teknologi Informasi dalam Proses Pelayanan Bimbingan dan
Konseling adalah pada penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
Guru Bimbingan Konseling / Konselor di sekolah memberikan pelayanan berkaitan
Pengembangan Diri, sesuai minat dan bakat serta mempertimbangkan tahapan tugas
perkembangan peserta didik dalam lingkup usia Sekolah Menengah Atas (SMA),
mengingat adanya keberagaman individu. Guru Bimbingan Konseling / Konselor
bersama Wali Kelas dan Guru Mata Pelajaran menjadi pendamping dalam setiap
proses pembelajaran. Hal itu dimaksudkan untuk membantu peserta didik agar
mampu menuntaskan seluruh mata pelajaran seoptimal mungkin sesuai dengan
potensi kemampuan akademik, bakat dan minatnya, sehingga hambatan dan
kemungkinan kegagalan sudah dapat diprediksi, diketahui dan dibimbing sejak
dini. Selain itu, untuk membimbing peserta didik dalam menentukan pilihannya
secara mandiri dan mampu mengambil keputusan.
Melihat
kebutuhan diatas maka bimbingan dan konseling dalam melakukan proses
pelayanannya menggunakan berbagai pelayanan dengan berbagai pertimbangan
melihat dari sudut kebutuhan konseli. Dengan mengikuti kemajuan zaman maka
pelayanan atau proses konseling pun mulai menggunakan sistem teknologi
informasi untuk mempermudah komunikasi. Tujuan bimbingan dan konseling
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam memberikan pelayanannya
yaitu:
1)
Easy to use (mudah digunakan)
2)
Easy to manage (mudah di atur)
3)
Simple (tidak rumit)
4)
Dynamic (dinamis)
1. Fungsi
Teknologi Informasi dalam Bimbingan Konseling
Teknologi informasi dalam
bimbingan konseling memiliki beberapa fungsi, terutama komputer dan internet.
Diantaranya:
a)
Mempermudah konselor dalam menyusun, mencari
dan juga mengolah data.
b)
Menjaga kerahasiaan suatu data, karena dengan
teknologi memungkinkan untuk menguncinya dan tidak sembarang orang dapat
mengaksesnya.
c)
Membantu individu maupun kelompok untuk dapat
berkomunikasi dengan lebih mudah dan relatif murah dalam pelaksanaan konseling.
d)
Memberikan kesempatan kepada individu untuk
berkomunikasi lebih baik dengan menggunakan informasi yang mereka terima tanpa
perlu bertemu secara fisik.
e)
Menjadikan teknologi informasi sebagai alat
dalam suatu program kegiatan, sehingga kegiatan tersebut lebih teratur dan
terstruktur.
2. Metode Konseling melalui Teknologi Informasi
a.
Konseling melalui telepon
Kemudahan
pengaksesan dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling yang mengikuti
tatanan kehidupan masyarakat global diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan
para konseli yang menuntut pemberian layanan bimbingan dan konseling yang
cepat, luas, dan mudah diakses oleh konseli. Konseling melalui telepon biasanya
disebut konseling telepon. Dalam konseling melalui telepon tentu ada etika yang
mengatur konselor seperti:
Ø Gunakan
bahasa yang sopan sesuai dengan kondisi klien
Ø Gunakan
suara yang lembut, volume yang rendah dan intonasi yang bersahabat
Ø Dengarkan
pembicaraan sampai selesai, jangan menyela kata-kata klien apalagi pada tahap
awal pembicaraan
Ø Mengembangkan
perasaan senang dan berfikir positif tentang siapapun yang menelepon
Ø Catat
hal-hal yang perlu diperhatikan lebih
Ø Memfokuskan
pembicaraan guna mengefektifkan penggunaan media komunikasi
Ø Selalu
mengakhiri pembicaraan dengan kesiapan untuk melakukan hubungan komunikasi
selanjutnya.
b. Konseling
melalui video-phone
Lebih
dengan sebutan video-phone counseling (VPC), merupakan bentuk lain dari
konseling telepon namun dalam penggunaan perangkat teknologi komunikasi
tambahan yang memungkinkan konselor dan klien saling mengenal dan “bertatap
muka” melalui layar monitor (display). Konseling melalui video-phone lebih
memungkinkan terjalinnya interaksi yang lebih baik antara konselor dan konseli,
dan dapat lebih mendekati karakteristik konseling tatap muka.
c.
Konseling melalui radio dan televisi
Pada
konseling radio, percakapan antara konselor dan konseli dipancarkan. Pelayanan
ini umumnya bersifat informatif atau advis, jarang hubungan konselor dan
konseli mencapai taraf yang mendalam dan intensif. Konseling melalui
radio dan televisi memungkinkan permasalahan konseli diketahui oleh umum, oleh
karena itu kerahasiaan identitas konseli harus benar-benar menjadi perhatian.
Permasalahan waktu dan bagaimana masalah konseli akan membatasi keleluasaan dan
efektivitas konseling. Hal diatas dapat direalisasikan dengan menggunakan CMS
(Content Management System), CMS secara umum dapat diartikan sebagai sebuah
sistem yang memberikan kemudahan pada para pengunanya dalam mengelola dan
melakukan perubahan isi sebuah website dinamis tanpa harus dibekali pengetahuan
tentang hal-hal yang bersifat teknis. Salah satu CMS yang dapat digunakan
adalah AuraCMS dengan lisensi GPL (General Public License), open source/bebas
dimodifikasi, asli buatan komunitas Indonesia, mudah dan murah serta berbahasa
Indonesia. Layanan informasi sekolah yang dibangun dengan menggunakan AuraCMS
akan bersifat dinamis, mudah digunakan, simple dan mudah dikelola serta
memiliki ukuran file yang kecil. AuraCMS dapat online dalam waktu 1 jam pada
server gratis yang banyak ditawarkan di internet. Dengan demikian AuraCMS
direkomendasikan sebagai salah satu Content Management System yang dapat
digunakan sebagai media layanan informasi pada bimbingan dan konseling
disekolah.
d.
Internet
Pelayanan
konseling melalui fasilitas internet sudah dikenal dengan nama e-counseling
(email counseling). Contoh proses konseling via internet antara lain:
1.
Email therapy
Email counseling merupakan proses terapeutik yang
didalamnya terdapat kegiatan menulis selain ada kegiatan pertemuan secara
langsung dengan konselor. Karena esensi e-counseling terletak pada menulis,
respon atau bantuan yang diberikan konselor bergantung pada informasi yang
diberikan. Konseli pun tidak perlu mengirimkan seluruh cerita mengenai
masalah yang dihadapi, cukup dengan memilih informasi yang dirasakan pada satu
situasi yang merupakan masalah.
Email merupakan cara paling baru dibandingkan
dengan cara-cara yang lain untuk berkomunikasi secara cepat dan efektif melalui
internet. Hal ini tidak bermaksud untuk menggantikan konseling tatap muka
(face to face), tetapi dapat menjadi salah satu cara dalam membantu
konseli untuk memecahkan masalahnya meskipun dalam keadaan jauh dalam hal tanpa
bertemu langsung dengan konselor.
a.
Kelebihan Email:
-
Pengiriman email tidak memerlukan amplop dan
perangko serta pembuatannya tidak memerlukan pulpen, kertas, maupun tinta
printer seperti halnya surat konvensional.
-
Proses berkirim email pun dapat dilakukan
dengan cepat ke seluruh dunia sehingga dapat menghemat uang dan waktu dalam
berkirim surat.
-
Pengiriman email dapat dilakukan dengan mudah
setiap saat dan di mana pun kita berada.
b.
Kelemahan Email:
-
Memungkinkan terjadinya pemalsuan identitas.
Hal ini karena kemudahan proses pembuatan alamat email dapat membuat orang yang
tidak bertanggung jawab memanfaatkan keadaan ini dengan membuat email
beridentitas palsu untuk keperluan yang bersifat negatif.
-
Memungkinkan proses penyadapan informinnya.
2.
Cyber counseling
Cyber counseling atau konseling maya
merupakan penerapan teknologi ”jalan raya informasi” dengan memanfaatkan jasa
teknologi itu seoptimal mungkin dengan tetap menjaga karakteristik konseling.
Dengan demikian proses layanan bimbingan dan konseling dapat berlangsung lebih
efektif dan efisian sejalan dengan tuntutan teknologi informasi dan komunikasi.
Jalan raya informasi telah berkembang sedemikian rupa sehingga tidak lagi
berupa sesuatu yang asing dan mahal akan tetapi merupakan bagian dari kehidupan
sehari-hari. Kini jasa internet dengan segala fitur-fiturnya telah sedemikian
memasyarakat dan dirasakan cukup murah untuk dapat diterapkan. Hal yang harus
diwaspadai adalah terkait dengan keamanan data, dampak-dampak negatif,
penyediaan perlengkapan, dan sebagainya.
Dalam implementasi cyber counseling dapat
dilaksanakan melalui kegiatan antara lain:
-
Marketing layanan konseling, yaitu
sosialisasi layanan konseling maya kepada berbagai pihak dengan tujuan agar
model konseling maya ini dapat diketahui secara meluas oleh publik. Caranya
dapat melalui iklan, melalui internet, brosur, atau cara-cara lainnya.
-
Penyampaian layanan konseling, yaitu kegiatan
layanan proses dan penilaian konseling dengan menggunakan internet dalam
berbagai lingkup layanan konseling seperti karir, pendidikan, pribadi, sosial,
keluarga, dan sebagainya. Layanan konseling dapat berupa penyampaian informasi,
pengumpulan data, penyelesaian berbagai masalah.
-
Penyediaan materi ”self-help”, yaitu
berupa seperangkat materi yang dapat memberikan layanan sedemikian rupa
sehingga klien dapat bertindak secara mandiri dengan dipandu oleh petunjuk
dalam materi ”self-help”. Dalam kegiatan ini klien tinggal mengikuti petunjuk
yang telah dikembangkan dan tersedia dalam internet.
-
Supervisi dan riset, yaitu kegiatan untuk
memberikan supervisi kepada konselor yang menggunakan internet untuk
mengevaluasi langkah yang telah ditempuh serta pengembangan selanjutnya. Demikian
pula cyber konseling dapat dilaksanakan dengan maksud mengadakan riset yang
terkait dengan efektivitas kegiatan konseling dan pengembangan selanjutnya.
Dalam implementasi cyber counseling beberapa
masalah yang mungkin timbul dan harus diwaspadai secara cermat antara lain :
-
Isu-isu etika, yaitu hal-hal yang terkait
dengan kode etik konseling yang harus ditaati oleh konselor maupun pihak
lainnya. Hal-hal yang terkait dengan isu etika antara lain menyangkut: (a)
keharasiaan, (b) validitas data, (c) penyalahgunaan komputer oleh konselor, (d)
kekurangpahaman konselor tentang lokasi dan lingkungan klien, (e) keseimbangan
akses terhadap internet dan jalan raya informasi, (f) kepedulian terhadap
privacy (kerahasiaan pribadi), (g) kredibilitas konselor.
-
Isu-isu pengembangan hubungan konseling,
yaitu isu yang terkait dengan hubungan antara konselor dengan konseli secara
tatap muka sebagai tindak lanjut dari konseling yang dilakukan melalui
internet. Ada kalanya konselor dan konseli merasa perlu adanya pertemuan tatap
muka sebagai tindak lanjut dari interaksi melalui internet. Hal itu dapat
dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan konselor dan konseli atau dapat diatur
secara khusus.
Penyampaian layanan konseling dengan
menggunakan jaringan jalan raya informasi (cyber counseling) memberikan manfaat
dalam hal:
Ø Memberikan
peluang konseli untuk mengakses layanan dari lokasi terpencil
Ø Memperbaiki
orientasi konseli terhadap konseling
Ø Membantu
dalam melaksanakan penilaian dan tugas-tugas
Ø Memperluas
data dalam dokumen
Ø Memberikan
layanan alih tangan (referal)
Ø Memperluas
akses untuk penilaian dan penafsiran hasil test
Ø Mengurangi
kesulitan penjadwalan
Ø Mendorong
individu untuk menggunakan materi ”self-help”
Ø Meningkatkan
peluang untuk supervisi dan konferensi kasus
Ø Menunjang
pengumpulan data penelitian.
3.
E-counseling
Istilah konseling online dapat dimaknai
secara sederhana yaitu proses konseling yang dilakukan dengan alat bantu
jaringan sebagai penghubung antara guru BK atau Konselor dengan konseli.
Syarat-syarat
konselor dalam konseling online yaitu sebagai berikut:
Ø Konselor
harus mempunyai wawasan yang luas
Ø Konselor
harus menguasai dan memahami teknologi yang digunakan sekarang ini. Maksudnya
seorang konselor itu mampu menguasai teknologi yaitu konselor mengerti dan
mampu menggunakan teknologi dengan baik untuk menghindari kesalahan-kesalahan
yang fatal dalam proses konseling tersebut
Ø Latar
belakang pendidikannya harus dari bimbingan dan konseling dan minimal tamatan
strata satu yang memiliki ilmu bimbingan dan konseling dan harus memiliki
ilmu-ilmu tentang manusia dengan berbagai macam problematikanya
Ø Konselor
harus berkepribadian baik
Ø Konselor
mampu memahami karakteristik klien
Ø Konselor
harus bisa memguasai semua teknik-teknik dalam konseling
4.
Videoconverence
Video adalah suatu perangkat yang berfungsi
sebagai penerima gambar dan suara, sedangkan converence adalah diskusi antar
pengguna teknologi informasi, baik melalui teks maupun perangkat multimedia.
Jadi videoconverence adalah penggunaan komputer jaringan yang memungkinkan
penggunanya untuk melakukan interaksi berupa gambar dan suara. Dengan kata lain
konferensi atau pertemuan melalui video. Pertemuan ini dibantu oleh berbagai
macam media jaringan seperti telepon ataupun media lainnya yang digunakan untuk
transfer data video. Kemudian televisi dihubungkan dengan saluran tadi yang
membawa data informasi video dan suara. Videoconverence memakai telekomunikasi
untuk menyatukan beberapa orang di beberapa lokasi yang secara fisik terpisah
untuk suatu pertemuan. Masing-masing lokasi dalam sebuah sistem videoconverence
membutuhkan sebuah ruang yang diperlengkapi dengan sarana untuk mengirimkan dan
menerima video, umumnya melalui satelit. Videoconverence ini akan membantu
proses pelayanan konseling bagi konselor dan konseli yang berada di daerah yang
berbeda. Dengan adanya videoconverence ini konselor lebih mudah berkomunikasi
dan melakukan pelayanan tatap muka dengan konseli melalui video dengan bantuan
internet. Disamping kelebihan tersebut, videoconverence memiliki beberapa kelemahan,
diantaranya sebagi berikut:
-
Harga masih terbilang mahal untuk dimiliki
sehingga hanya perusahaan atau organisasi tertentu yang mempunyai cukup dana
dan sangat membutuhkan yang memiliki videoconverence
-
Alat-alat untuk videoconverence sulit didapat
dan proses penginstalan harus ekstra hati-hati agar tidak salah.
3.
Peranan Teknologi Informasi dalam Bimbingan
Konseling
Seperti kita ketahui bahwa saat ini bimbingan
konseling belum dikatakan materi, sehingga tidak semua sekolah di Indonesia
memberikan jam yang cukup untuk materi bimbingan konseing ini, karena berbagai
alasan. Dengan demikian apakah dengan tidak tersedianya waktu yang cukup peran
guru bimbingan konseling akan berhasil? Siapapun pasti akan menjawab tidak.
Dengan argumen apapun jika waktu yang tersedia tidak cukup atau tidak sesuai
seperti yang diharapkan, maka jangan harap apa yang disampaikan bisa mengenai
sasarannya. Oleh karena itu peranan teknologi informasi bisa menjawab
kekurangan waktu tersebut. Aplikasi teknologi informasi dalam bimbingan
konseling adalah memberikan informasi kepada klien tentang apa yang
dibutuhkannya. Selain itu, sarana yang diberikan oleh teknologi informasi itu
sendiri, memungkinkan antar pribadi atau kelompok yang satu dengan
pribadi atau kelompok lainnya dapat bertukar pikiran. Teknologi informasi pun
dapat meningkatkan kinerja dan memungnkinkan berbagai kegiatan untuk
dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga pada akhirnya akan
meningkatkan produktivitas kerja konselor itu sendiri.
Sebagai salah satu profesi yang memberikan
layanan sosial atau layanan kemanusiaan maka secara sadar atau tidak keberadaan
profesi bimbingan konseling berhadapan dengan perubahan realitas baik yang
menyangkut perubahan-perubahan pemikiran, persepsi, demikian juga nilai-nilai.
Perubahan yang terus menerus terjadi dalam kehidupan, mendorong konselor perlu
mengembangkan pemahaman, dan penerapannya dalam perilaku serta keinginan untuk
belajar, dengan diikuti kemampuan untuk membantu siswa memenuhi kebutuhan yang
serupa. Layanan Bimbingan dan Konseling menjadi sangat penting karena langsung
berhubungan langsung dengan siswa. Hubungan ini tentunya akan semakin
berkembang pada hubungan siswa dengan siswa lain, guru dan karyawan, orang tua
/ keluarga, dan teman-teman lain di rumah. Selanjutnya bagaimana pengaruhnya
dengan pembelajarannya di sekolah, sosialisasi dengan teman, saudara baik di
sekolah dan di rumah. Dan tentu saja dengan prestasinya di bidang akademik dan
non akademik.
Dukungan layanan ini dapat diperoleh dari
tersedianya data yang akurat yang sepertinya untuk saat ini sangat tepat
apabila data tersebut didapatkan dari system komputasi. Agar bisa bertahan dan
diterima oleh masyarakat, maka bimbingan dan konseling harus dapat disajikan
dalam bentuk yang efisien dan efektif yatiu dengan menggunakan ICT atau dengan
kata lain harus melibatkan teknologi informasi, khususnya teknologi informasi
dalam bimbingan dan konseling.
Adapun potensi penggunaan teknologi informasi
untuk Bimbingan dan Konsellingmenurut Cabanis (1999) yaitu, terdapat 8 potensi
teknologi komputer berbasis internet dan 3 potensi komputer berbasis non
internet untuk Bimbingan dan Konselling. Potensi teknologi komputer berbasis
internet yang dapat digunakan untuk Bimbingan dan Konseling yaitu:
a.
Email / Surat elektronik
Potensi penggunakaan oleh konselor antara
lain untuk terapi, marketing, screening, client / therapist, surat menyurat
untuk penjadwalan janji, monitoring inter-sessions, dan tindak lanjut
post-therapeutic, transfer rekaman klien, referal, masukan, pekerjaan rumah,
penelitian dan colegial profesional.
b.
Website / Homepages
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain,
untuk pemasaran, periklanan, diseminasi informasi, dan publikasi.
c.
Komputer konfrensi video
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain,
untuk terapi, pekerjaan rumah, refeal, dan konsultasi.
d.
Sistem bulletin board/listservs/newsgroup
Potensi penggunaan oleh konselor antara
lain, untuk konsultasi, referal / alih tangan kasus, sumberdaya untuk
informasi, dan kegiatan asosiasi profesional.
e.
Simulasi terkomputerisasi
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain
untuk supervisi dan pelatihan kompetensi.
f.
Pangkalan data / FTP Sites
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain
untuk penelitian, sumber informasi bagi therapis, sumber informasi perpustakaan,
transfer rekaman klien, penilaian dan analisis.
g.
Chat Rooms / Electronic Discussion Groups
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain,
untuk terapi kelompok, membantu diri sendiri dan asesment / pengukuran.
h.
Software berbasis internet
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain,
untuk pelatihan ketrampilan dan keahlian, bantuan diri sendiri dan pelatihan
ketrampilan dan pekerjaan rumah. Sedangkan potensi teknologi komputer berbasis
non internet yang dapat digunakan untuk Bimbingan dan Konselling yaitu :
a.
Spreadsheet
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain,
untuk tata kearsipan, data organisasi, informasi klien dan penelitian.
b.
Pemrosesan kata
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain,
untuk tata kearsipan, surat menyurat, marketing, publikasi, penelitian.
c.
Software non internet.
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain,
untuk pelatihan ketrampilan untuk profesional dan klien, informasi bantuan diri
sendiri, marketing, manajemen kantor, sumber referensi dan catatan kasus.
Penggunaan ICT dalam konseling mengarah pada
pengembangan media konseling. Selain dapat dilakukan melalui tatap muka,
konseling dapat dilakukan secara jarak jauh. Beberapa diantaranya sebagai
berikut.
1.
Konseling melalui telepon
2.
Konseling berbantuan komputer
3.
Konseling melalui internet
2.4 Manfaat TI Dalam Bimbingan Dan Konseling
Komputer
merupakan salah satu media yang dapat dipergunakan oleh konselor dalam proses
konseling. Penggunaan komputer (internet) dapat dipergunakan untuk membantu
siswa dalam proses pilihan karir sampai pada tahap pengambilan keputusan
pilihan karir. Hal ini sangat memungkinkan, karena dengan membuka internet,
maka siswa akan dapat melihat banyak informasi atau data yang dibutuhkan untuk
menentukan pilihan studi lanjut atau pilihan karirnya.
Manfaat penggunaan komputer
(internet) adalah:
1.
Pemanfaatan internet untuk survei, mencari
data, informasi atau dokumen elektronik yang berharga.
2.
Pemakaian email .
3.
Proses konseling on-line.
Fasilitas
di internet dapat dapat dipergunakan untuk melakukan testing bagi siswa. Tentu
saja hal ini harus didasari pada kebutuhan siswa. Penggunaan komputer di kelas
sebagai media bimbingan dan konseling akan memiliki beberapa keuntungan:
a.
Akan meningkatkan kreativitas, meningkatkan
keingintahuan dan memberikan variasi pengajaran, sehingga kelas akan menjadi
lebih menarik.
b.
Konselor akan memiliki pandangan yang baik
dan bijaksana terhadap materi yang diberikan.
c.
Akan memunculkan respon yang positif terhadap
penggunaan email. Tidak akan menimbulkan kebosanan.
Selain
penggunaan internet seperti yang telah diuraikan di atas, dapat dipergunakan
pula software seperti microsoft power point. Software ini dapat membantu
konselor dalam menyambaikan bahan bimbingan secara lebih interaktif. Konselor
dituntut untuk dapat menyajikan bahan layanan dengan mempergunakan imajinasinya
agar bahan layanannya tidak membosankan.
dalam program power point.
Melalui fasilitas ini, konselor dapat pula memasukkan gambar-gambar di luar
fasilitas power point, sehingga sasaran yang akan dicapai menjadi lebih
optimal.
Media
E-learning, adalah metode belajar mengajar baru yang menggunakan media jaringan
komputer dan Internet, tersampaikannya bahan ajar (konten) melalui media
elektronik, otomatis bentuk bahan ajar juga dalam bentuk elektronik (digital),
dan adanya sistem dan aplikasi elektronik yang mendukung proses belajar
mengajar.
1. Kelebihan
TI dalam bk
a. Pembelajaran
dari mana dan kapan saja .
b. Bertambahnya
Interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru .
c. Menjangkau
peserta didik dalam cakupan yang luas.
d. Mempermudah
penyempurnaan dan penyimpanan materi.
e. Pelayanan
melalui teknologi informasi mudah di akses
f. Tidak
membutuhkan biaya transportasi
g. Mengurangi
kesulitan jadwal yang berkaitan dengan program kelompok
h. Pelayanan
melalui teknologi informasi bersifat semi anonym
i.
Klien lebih mau terbuka berbicara tentang
masalahnya karena ia tidak berkomunikasi secara face to face, sehingga ia dapat
lebih siap dan terbuka
j.
Pelayanan melalui teknologi informasi dan komunikasi
berbasis individu
k. Konselor
dapat menyesuaikan kesiapan klien dalam mengambil tindakan yang diperlukan,
memotivasi diri, dan meningkatkan keterampilan kliennya
l.
Pelayanan melalui teknologi informasi dan
komunikasi formatnya harus memfasilitasi konseling yang proaktif
2.
Kelemahan
TI dalam bk.
a. Konselor
tidak dapat memastikan bahwa kliennya benar-benar seruis atau tidak.
b. Informasi
yang diterima dan diberitakan sangat terbatas, komunikasi satu arah.
c. Kegiatan
konseling melalui teknologi informasi dapat menimbulkan jarak baik secara fisik
maupun psikis diantara konselor dan klien.
d. Belum
terdapat data-data, fakta atau informasi yang objektif dari klien, sehingga
pemecahan.
e. Media
yang digunakan kurang sesuai dengan apa yang dibutuhkan kliennya.
f. Siswanya
kurang menggunakan media yang disediakan kebanyakan langsung bertemu atau tatap
muka.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sistem
teknologi informasi saat ini telah berkembang dengan sangat pesat sesuai dengan
perkembangan jaman dan kebutuhan manusia yang semakin meningkat. Dengan adanya
kemajuan teknologi informasi tersebut, manusia dengan mudah dapat mengakses
informasi dari belahan dunia manapun dengan sangat cepat sehingga kebutuhan
manusiapun menjadi semakin cepat terpenuhi. Begitupun TI di dunia bimbingan
konseling, perkembangan teknolgi saat ini mempermudah para konselor untuk
mengembangkan layanan konseling dimasyarakat melalui internet ataupun media
lainnya, selain itu klien juga bisa lebih mudah mengakses jasa layanan
konseling tanpa tatap muka melalui telepon dan jika ingin bertatap muka
walaupun tidak bertemu secara langsung kini sudah tersedia fasilitas video
call, yang memudahkan bagi klien dan konseling yang berjauhan.
Kemajuan
teknologi informasi tersebut juga sangat bermanfaat dalam bidang pendidikan.
Bimbingan dan konseling sebagai salah satu aspek dalam pendidikan juga
merasakan manfaat dari kemajuan teknologi informasi tersebut. Aplikasi yang
sangat nyata adalah proses layanan bimbingan dan konseling sudah tidak harus
dengan bertatap muka, melainkan bisa dengan menggunakan media informasi baik
itu telepon maupun internet. tetapi semua itu bukan tanpa masalah. Banyak
sekali hambatan yang menjadi duri bagi kemajuan dunia bimbingan dan konseling.
Salah satunya adalah sumber daya manusianya yang belum bisa memanfaatkan dengan
baik kemajuan teknologi informasi tersebut sehingga perlu sosialisasi kepada
konselor maupun kepada konseli agar kedua belah pihak bisa sama-sama
memanfaatkan media teknologi informasi yang sudah maju.
3.2
Saran
Kemajuan
teknologi informasi tidak selamanya berdampak baik bagi individu. Dalam proses
bimbingan dan konseling masih banyak yang belum mengetahui pemanfaatan media
teknologi informasi untuk menunjang layanan bimbingan dan konseling. Konselor
sekolah tidak semuanya mengerti atau paham tentang pengguanaan internet.
Padahal internet merupakan media yang sangat efektif dalam proses layanan
bimbingan dan konseling. Untuk itu, perlu adanya suatu sosialisasi untuk
meningkatkan kinerja konselor di sekolah dalam hal memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi agar nantinya bidang bimbingan dan konseling tidak lagi
menjadi bidang layanan yang membosankan dan menjenuhkan.Tidak hanya konselor
yang diberikan sosialisasi tetapi konselinya pun perlu diberikan sosialisasi
tentang layanan tersebut agar konseli paham tentang layanan tersebut, dan untuk
meningkatkan minat konseli terhadap layanan konseling online misalnya konseli
sasarannya adalah para siswa, kehidupan mereka zaman sekarang tidak lepas dari
masalah percintaan, maka dari itu kita buat sebuah website yang menyediakan
jasa layanan konseling gratis yang melayani curhat mulai dari masalah sekolah,
keluarga, percintaan ataupun masalah yang ada pada remaja lainnya.
Jika
konselor dan konseli sudah paham akan manfaat dan pentingnya teknologi
informasi dalam menunjang proses layanan bimbingan dan konseling, maka ke
depannya bimbingan dan konseling akan menjadi suatu bidang pendidikan yang
inovatif dan efisien berkat kemajuan teknologi informasi.
Komentar
Posting Komentar